Listen Qur'an

Listen to Quran

Assalamu'alaikum

Rabu, 16 Desember 2009

MENGAJARKAN KALIMAT TAUHID PADA ANAK

Rasulullah saw, mengajarkan kepada anak-anak yang mulai bisa menirukan kata-kata, kalimat wa qulil hamdu lillahil ladzii lam yattakhidz waladaw wa lam yakul lahuu syariikun fil mulki wa lam yakul lahuu waliyyum minadz dzulli wa kabbirhu takbiiraa (katakan segala nikmat karunia hanyalah milik Allah yang tidak beranak dan tidak memiliki sekutu dalam kekuasaan-Nya dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Dia dengan penuh kebesaran). Kalimat tersebut merupakan kalimat tauhid yang sangat penting untuk dikenalkan kepada anak-anak. Kalimat ini Rasulullah saw ajarkan berulang-ulang sampai tujuh kali.

“Dari ‘Abdulkarim Abu Umamah, ujarnya:” Rasulullah saw. mengajrkan kepada anak-anak Bani Hasyim bila mereka mulai lancar berbicara, 7 kalimat wa qulil hamdu lillahil ladzii lam yattakhidz waladaw wa lam yakul lahuu syariikun fil mulki wa lam yakul lahuu waliyyum minadz dzulli wa kabbirhu takbiiraa.” (QS. Al-Israa’ (17):111) (HR.”Abdurrazaq)

Mengajarkan kaliamat tauhid sebgai kalimat pertama kepada anak-anak yang mulai lancar berbicara juga beliau perintahkan kepada orang tua sebagaimana tersebut dalam Hadits yang artinya sebagaiberikut.

Dari Ibnu “Abbas ra., dari Nabi saw., sabdanya: “Bukakanlah untuk anak-anak kamu yang masih kecil laa ilaaha illallaah sebagai kalimat pertama dan ajarkanlah kaliamt laa ilaaha illallaah kepada mereka menjelang kematiannya.” (HR. Hakim)

Perintah tersebut dilaksanakan para sahabat beliau dengan senang hati sebagaimana tersebut dalam Hadits yang artinya ;

Sesungguhnya kaliamat pertama yang mereka sukai untuk diajarkan kepada anak-anak yang baru bisa berbicara adalah kaliamt laa ilaaha illallaah sebanyak tujuh kali, sehingga kalimat inilahyang pertama kali diucapkan oleh anak. (HR.”Abdurrazaq).

Mereka mengajarkan kalimat tersebut berulang-ulang sampai tujuh kali sebagaimana Rasulullah saw. melakukannya.

Orang tua juga diperintahkan mengajarkan kepada anak-anak untuk membaca kaliamt tauhid menjelang kematian. HAl ini dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika beliau menjenguk seorang remaja Yahudi, tetangganya, yang sedang menderita sakit sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits yang artinay sebagaiberikut.

Sesungguhnya Nabi saw. mempunyai seorang tetangga Yahudi yang akhlaqnya cukup baik. Ia sedang saki, lalu Rasulullah saw. bersama sahabat-sahabatnya datang menjenguknya. Kemudian beliau bersabda: “Maukah engkau mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah wa annii rasuulullaah?” Ia melihat kepada bapaknya, tetapi bapaknya diam dan remaja itupun diam. Beliau pun mengulangi kedua kali dan ketiga kalinya. Pada ketiga kalinya bapaknya berkata: “Ucapkanlah seperti yang beliau katakan kepadamu.” Remaja itu pun melaksanakannya, kemudian ia meninggal. Orang-orng Yahudi ingin mengurus jenazahnya, namun Rasulullah saw. bersabda: “Kami lebih berhak mengurusnya daripada kalian.” Rasulullah saw. lalu memandikannya, mengafaninya, membaringkanya, lalu menshalatkannya. (HR.I,a, “Abdurrazaq)

Untuk anak tersebut beliau mengulang kalimat itu sampai tiga kali, namun ia diam saja. Setelah mendapatkan izin dari bapaknya, anak itu pun mau mengucapkannya dan setelah itu ia meninggal. Ia meninggal sebagai muslim. Oleh karena itu, jenazahnya pun diurus oleh Rasulullah saw. dan diperlakukan sebagai jenazah orang muslim.

Mengajarkan kaliamt tauhid hendaklah dijadikan sebgai aktivitas pengajaran atau pengenalan pertama kepada anak-anak ketika mereka mulai mampu mengucapkan kalimat-kalimat pendek, seperti kalimat laa ilaaha illallaah muhammadur rasuulullaah. Sekalipun mereka menirukan kalimat tersebut tanpa mengerti maksudnya, dengan membiasakan mereka mengucapkannya, anak-anak akan memiliki sifat reflek dalam mengucapkan kalimat ini sehingga kelak akan mempengaruhi pembentukan pemikiran dan jiwanya.

Kalimat-kalimat yang secara reflek diucapkan oleh anak-anak sjak kecil akan berpengaruh terhadap perkembangan pikiran dan jiwanya setelah anak dewasa. Jika anak-anak telah akrab dengan kalimat tauhid, kelak mereka akan mudah menghayati maksud dan makna kalimat tersebut. Penghayatan yang tumbuh pada kemudian hari akan sangat membantu pola pikir dan perkembangan mental ana dalam menghayati agamanya.

berangkat ngajiPengajaran tauhid semacam ini dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dengan cara yang mudah dilakukan oleh anak. Mengajarkan dua kalimat syahadat atau kalimat tauhid dapat dilakukan dengan nada nyanyian atau nada biasa. Oleh karena itu, supaya anak-anak lebih suka menirukan kalimat-kalimat ini, orang tua boleh menggunakan nada-nada tertentu sehingga anak-anak tertarik untuk selalu mengucapkannya. Dengan kesenangan mereka mengucapkan kalimat ini berulang-ulang, insya Allah mereka akan semakin akrab dengan kalimat tauhid. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar