Saya adalah orang yang sedang berusaha memperbaiki diri sendiri, sehingga ia menjadi orang yang kuat fisiknya, kokoh akhlaknya, luas wawasannya, mampu mencari penghidupan, lurus aqidahnya, pejuang bagi dirinya sendiri, penuh perhatian akan waktunya, rapi urusannya dan bermanfaat untuk orang lain
Listen Qur'an
Assalamu'alaikum
Kamis, 19 November 2009
Saatnya Muhasabah Diri...
Letakkan kedua telapak tangan anda di dada anda. Tarik nafas anda…, tahan…, tahan…, tahan…, hembuskan…(ulangi tiga kali)… rasakanlah detak jantung yang berdetak di dada anda, rasakanlah dengan sepenuh hati, rasakanlah setiap detakannya ada ungkapan syukur yang sering terlupa, rasakanlah… Rasakanlah ternyata jantung itu berdetak sejak ditiupkan ruh pada bulan keempat anda hadir di rahim ibu anda yang tercinta…..
Sekarang rasakanlah, jantung yang berdetak membuat darah anda mengalir keseluruh tubuh anda… Rasakanlah darah anda mengalir di kepala anda, ia membawa oksigen murni, memberikan nutrisi kepada otak anda, sehingga anda menjadi cerdas. Rasakanlah darah anda mengalir di tangan anda, di jari-jari tangan anda, rasakanlah darah anda mengalir di kaki anda, di jari-jari kaki anda. Rasakanlah bahwa tubuh anda mulai menghangat dengan rasa takjub bahwa darah anda mengalir dengan tertib di setiap sela tubuh anda. Rasakanlah kebesaran Allah. Allahu Akbar!!!
Sekarang hadirkanlah masa-masa bahagia yang pernah anda rasakan bersama orang-orang yang anda cintai. Hadirkanlah masa-masa bahagia yang pernah anda rasakan bersama mereka, orang-orang yang ingin anda bahagiakan sebab anda begitu menyayangi mereka. Hadirkan saat-saat indah ketika anda kecil dulu bercengkrama akrab dengan ayah dan ibu anda. Hadirkanlah masa-masa bahagia ketika anda bertamasya ke tempat impian anda bersama mereka. Hadirkanlah masa-masa bahagia ketika anda bermain kartu gambar atau kelereng bersama adik, kakak, rekan-rekan kecil anda, yang kini entah dimana mereka berada. Hadirkanlah masa-masa tak terlupakan ketika anda bersilaturrahim berpetualang ke rumah kakek dan nenek anda, ke rumah saudara-saudara ayah dan ibu yang tidak seberuntung anda. Hadirkanlah masa-masa bahagia ketika anda bersyukur karena bertemu dengan seorang sahabat yang begitu peduli kepada anda, dimana dunia tak lagi terasa gersang karena wasilahnya. Bersyukutlah kepada Allah!!!
Kini, hadirkanlah mereka satu persatu dalam pikiran anda. Tatapwah wajah mereka, tataplah mata mereka, tataplah senyuman mereka, tataplah harapan-harapan mereka. Sekarang mari kita lebih fokus lagi. Hadirkanlah seorang wanita yang luar biasa, seorang wanita bermahkota ibu. Hadirkan ibu anda yang luar biasa, seorang ibu yang mengandung anda sembilan bulan lamanya dalam kondisi letih tanpa mengeluh. Semua kasusahannya di telan oleh rasa yang begitu tinggi sebab anda akan lahir. Seorang ibu yang bertaruh nyawa ketika melahirkan anda, dimana sebelah kakinya sudah berada di akhirat, demi melahirkan anda.
Hadirkan seorang ibu yang terus menerus membimbing anda, memberikan anda asi, yang tidak rela melihat anda kehausan, dan ibu anda pun segera menghentikan aktivitasnya karena anaknya yang tercinta menangis ingin disusui. Hadirkan seorang ibu yang penuh kasih tersebut,,,. Tataplah matanya dalam-dalam,,,. Tataplah kerutan di wajahnya,,,. Tataplah rambutnya yang sudah mulai memutih,,,. Tidakkah anda melihat dirinya sudah mulai renta di telan usia,,,,.
Itulah ibu anda,,,, ibu yang mengajari anda berjalan,,, ibu yang mengajari anda membaca,,, ibu yang mengajari anda berempati,,, ibu yang mengajari anda mengaji,,, ibu yang dulu memakaikan anda pakaian dari baju yang di belinya di pasar di mana ia rela berdesak-desakkan agar anda tidak kedinginan dan berpakaian indah. Seorang ibu yang luar biasa, seorang ibu yang selalu menunggu kapan anda pulang ke rumah dengan wajah ceria, ibu yang menunggui anda dengan sabar dikala anda sakit, ibu yang memotivasi anda di kala anda menghadapi ujian dalam hidup,,, seorang ibu yang tetap bergerak menyayangi anda walaupun anda sering berpikir negatif tentang ibu anda sendiri,,,. Astaghfirullahal adzim!
Perhatikanlah sekarang, ibu anda bergerak pelan mendekati anda sambil tersenyum penuh kasih sayang, rasakanlah tangan ibu anda memegang pundak anda, dan anda pun tak tahan ingin memeluk ibu anda, rasakanlah hangatnya pelukan ibu anda, rasakanlah pundak anda yang basah oleh air mata ibu anda. Dengarkanlah,,, ibu anda berbisik dengan lirih,,, anakku,,, ibu sungguh menyayangimu,,, terus terang engkau adalah anak harapanku,,, jadilah anak terbaik nak,,, jadilah anak yang shalih,,, anak yang shalihah.
Sekarang hadirkanlah seorang ayah, yang bercucuran keringat mencari nafkah buat anda dan keluarga, seorang ayah yang sangat bahagia ketika mengetahui kelahiran anda yang selamat, seorang ayah yang membanggakan anda kepada rekan-rekannya. Hadirkanlah seorang ayah yang pergi pagi, pulang petang bahkan malam, bahkan menginap untuk bekerja dengan tetap penuh semangat, untuk anda dan keluarga anda. Hadirkanlah dengan hati anda yang terdalam saudaraku,,,,, tak perlu anda khawatirkan tetesan air mata anda,,,,
Tataplah wajah ayah anda,,, tataplah senyumannya yang penuh wibawa,,, tatap pula rambutnya yang sudah mulai memutih,,, tatap pula jalannya yang sudah mulai gontai dimakan usia,,, tatap pula ayah anda yang kini mulai sering sakit-sakitan,,,. Hadirkanlah beliau,,, bayangkanlah ayah anda mendekati anda perlahan dan mamegang pundak anda seraya berkata: anakku,,, sungguh ayah bangga kepadamu,,, teruslah berjuang nak,,, memang hidup ini tidak mudah,,, tetapi insya Allah selama engkau terus berjuang menghadapi masalah,,, yakinlah justru karena masalah itulah yang membuat engkau mendapatkan peluang untuk berprestasi,,, majulah nak,,,berjuanglah!
Sekarang hadirkanlah ketika ande bercengkrama bersama sahabat anda dan rekan-rekan seperjuangan anda lainnya. Hadirkanlah ketika anda berkumpul dengan mereka dan hati anda menjadi lebih tenang, karena anda pun merasa dekat dengan tuhan. Hadirkanlah rasa syukur karena anda telah memiliki rekan-rekan yang luar biasa. Bayangkanlah ,,, ketika tiba-tiba di saat anda sedang berkumpul bersama rekan-rekan anda,,,anda mendapatkan sms dari ayah anda,,,nak pulanglah ada berita duka untukmu,,, segera nak,,, ayah tunggu!!
Selama perjalanan pulang hati anda pun gelisah, apakah gerangan yang terjadi. Sesampai di depan rumah anda,,, anda melihat banyak orang mengerumuni rumah anda,,, anda pun bertanya-tanya ada apa gerangan,,, anda perhatikan di sekitar rumah anda ada dua bendera kuning terpancang,,,. Mereka semua menatap wajah anda dengan syahdu, mereka setu persatu mulai menyalami anda,,, sabar ya, nak,,, kata mereka,,, anda pun gelisah coba memasuki lebih dalam,,, ternyata anda melihat satu sosok tubuh terbujur kaku di ruang tengah rumah anda,,,
Itulah saat terakhir anda menatap wajah ibu anda, itulah saat terakhir anda bersungkur di hadapan ibu anda. Itulah saat terakhir anda bisa luruh di pangkuan ibu anda. Sebuah kematian yang pasti terjadi. Saudaraku, sesungguhnya bukan kematian ibu anda yang menjadi tragedy, tetapi sudahkah anda sempat membahagiakan ibu anda sebelum ia kembali kepada Tuhan. Sejauh mana anda sudah berusaha membahagiakan ibu anda ketika ia masih di perkenankan hidup. Ingatlah saudaraku, ketika anda belum juga memenuhi harapan kebahagiaannya, padahal anda mampu melakukannya, dan ia pun pergi meninggalkan anda secara tiba-tiba, dan anda belum sempat minta maaf kepadanya, dan mengucapkan terima kasih untuknya. Itulah tragedy sesungguhnya.
Saudaraku, bangkitlah mulai saat ini, bahagiakanlah orang tua anda dengan usaha anda yang terbaik. Yakinlah, ketika anda bertekad menjadi orang baik, maka hal pertama yang harus anda lakukan adalah berbakti tulus kepada kedua orang tua anda. Bangkitlah saudaraku. Orang tua anda tidak meminta banyak kepada anda, mereka hanya ingin anda menjadi anak yang sukses di dunia dan akhirat. Mereka hanya ingin anda menjadi anak investasi akhirat mereka, mereka hanya ingin anda menjadi anak shalih / shalihah, sehingga doa dari anak yang shalih / shalihah akan lebih cepat di kabulkan oleh Allah SWT.
Bangkitlah saudaraku, mulai saat ini tidak ada lagi malas, yang ada adalah kerja keras. Mulai saat ini tidak ada lagi malas, yang ada adalah antusias. Mulai saat ini tidak ada lagi bekerja karena rasa ingin di puji dan sombong hati, yang ada adalah perjuangan suci dengan mengikhlaskan diri. Mulai saat ini tidak ada lagi perjuangan egois diri, yang ada adalah perjuangan mandiri dan penih sinergi. Bangkitlah saudaraku… bangkitlah!!!
ﺍﷲ ﺍﻜﺑﺮ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar